Senin, 29 April 2013

UJIAN MID SEMESTER KIMIA ORGANIK


UJIAN MID SEMESTER

MATAKULIAH   : Kimia Organik II
SKS                        : 3SKS
WAKTU                : Mulai  Rabu, 24 April sampai dengan 1 Mei 2013 jam 24.00
PENGAMPU         : Dr. Syamsurizal, M.Si

PERHATIAN: UJIAN INI DIIZINKAN UNTUK MEMBUKA BUKU, BROWSING INTERNET, ANDA DILARANG MENCONTEK JAWABAN TEMAN ATAU COPY PASTE ARTIKEL TERKAIT DI INTERNET. ANDA HARUS MENGKONSTRUKSI JAWABAN SENDIRI SESUAI DENGAN KEMAMPUAN PENALARAN MASING-MASING. Semua jawaban diposting di blog anda masing-masing, lengkapi profil anda dengan foto agar mudah dikenali.

1. Asam karboksilat dapat ditransformasi menjadi beberapa turunan. Buatlah skema reaksi perubahan dari suatu ester menjadi amida selanjutnya target akhirnya adalah benzoil khlorida.

jawab:Skema reaksi perubahan dari suatu ester menjadi amida adalah sebagai berikut:
Amonolisa==>amida

Reaksi di atas Etil etanoat yang merupakan sebuah ester ditambahkan dengan amonia akan menghasilkan suatu amida yaitu benzamida dan suatu alkohol yaitu etanol. Jika kita ingin menghasilkan produk sebuah benzoil klorida maka reaksinya dapat dilihat sebagai  berikut:

Benzamida yang dihasilkan dari reaksi antara etil etanoat dengan amonia jika direaksikan kembali dengan amonium klorida maka akan menghasilkan produk sebuah benzoil klorida dan dua amonia

2. Temukan manfaat dari benzoil khlorida, jelaskan bagaimana mekanisme senyawa benzoil khlorida berperan.

jawab:
Manfaat dari benzoil khlorida sebagai zat warna,parfum, peroksida, obat-obatan dan untuk mensintesis senyawa lain.
Saya ambil contoh yaitu peran benzoil klorida dalam mensintesis senyawa lain yaitu dalam pembuatan 2-benzoiloksi-1,2,3-propanatrikarboksilat melalui esterifikasi antara asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat dengan benzoil klorida.

Dalam menyatukan antara benzoil klorida dengan asam sitrat (antara polar dan non polar) kita harus menggunakan pelarut yang sesuai sehingga keduanya dapat bersatu atau menggunakan cara lain yang bisa mereaksikan keduanya. Dalam sebuah  penelitian bahwa kita dapat menyatukan keduanya dengan reaksi esterifikasi yang terlebih dahulu harus kita reaksikan asam sitrat dengan kalsium karbida membentuk kalsium disitrat dan kemudian baru direkasikan dengan benzoil klorida. Untuk menyatukan kedua senyawa ini menggunakan pelarut organik seperti kloroform. Tetapi tidak muutlak menggunakan kloroform saja tetapi juga bisa mengggunakan CCl4.
Reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut:


3. Bila benzoil khlorida dikonversi menjadi asam benzoat. Buatlah tiga contoh turunan asam benzoat sebagai model, kemudian jelaskan pengaruh efek resonansi terhadap kekuatan tiga jenis asam benzoat yang anda modelkan.

jawab:
              saya mengambil contoh turunan asam benzoat sebagai model adalah sebagai berikut:
a.     2-4-diklorofenoksiasetat

b.    2,4,5-triklorofenoksiasetat

c.     3-kloro benzoat


Efek resonansi pada senyawa diatas secara garis besar dapat dilihat dibawah ini:
Sehingga keasamannya cukup kuat, menurut saya dari ketiga senyawa diatas yang paling asam adalah dikloro benzoat karena hanya ada satu gugus Cl yang melekat, sedangkan yang lain banyak dan bercabang

4. Usulkan turunan asam benzoat yang anda gunakan pada soal no.3 dapat dibiodegradasi oleh suatu mikroorganisme, bagaimana hasil akhir penguraiannya?

jawab:
         Saya mengusulkan bahwa 3-klorobenzoat sebagai contoh senyawa turunan dari asam benzoat, 3-klorobenzoat ini akan dibiodegradasi oleh mikroorganisme Desulfomonile tiedjei, strain BZ-2 dan Strain PM-1 (Methanospirillum)

Tahap-tahap penguraian senyawa 3-klorobenzoat ini adalah sebagai berikut:
  1. Klor pada klorobenzoat akan dihilangkan oleh bakteri Desulfomonile tiedjei, bakteri ini akan memanfaatkan unsur karbon yang ada pada 3-klorobenzena. Jadi, ketika mikrorganisme ini mengambil unsur karbon yang mengikat unsur klor maka ikatan antar keduanya akan terputuskan
  2.  Mikroorganisme strain BZ-2 akan tumbuh dan berkembang ketika mendapatkan subtrat yang cocok untuk kelangsungan hidupnya, pada senyawa klorobenzoat ini terkandung subtrat yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya, sehingga mikroorganisme ini akan mengoksidasi klorobenzoat untuk mengambil subtrat yang terkandung didalam klorobenzoat itu sendiri.
  3. Bakteri ini tidak mampu melangsungkan reaksi katalis karena situasi termodinamik yang tidak mendukung, tetapi ketika dibantu oleh mikroorganisme Strain PM-1 (Methanospirillum) yang hanya menggunakan format atau hidrogen sebagai substrat. Caranya dengan menurunkan tekanan parsial gas hidrogen sehingga akan membentuk situasi termodinamik yang menguntungkan. tahap-tahap ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:


Hasil kerja mikroorganisme tersebut akan mendegradasi 3-klorobenzoat, menghasilkan methan, asetat, dan klorida.

Jumat, 12 April 2013

BIODEGRADASI SENYAWA ORGANIK


Mekanisme Biodegradasi Hidrokarbon

Secara umum biodegradasi atau penguraian bahan (senyawa) organik oleh mikroorganisme dapat terjadi bila terjadi transformasi struktur sehingga terjadi perubahan integritas malekuler. Proses ini berupa rangkaian reaksi kimia enzimatik atau biokimia yang mutlak memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme (Shechan dalam Nugroho, 2006).
Senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi merupakan sumber karbon bagi pertumbuhan mikroorganisme, sehingga senyawa tersebut dapat didegradasi dengan baik (Nugroho, 2006).
Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi berdasarkan kemampuan mikroorganisme menguraikannya, yaitu komponen minyak bumi yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme dan komponen yang sulit didegradasi oleh mikroorganisme (Hadi, 2003).
Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau mendominasi, yaitu alkana yang bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah bakteri yang mendegradasi komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah di dalam minyak bumi. Isolat bakteri pendegradasi komponen minyak bumi ini biasanya merupakan pengoksidasi alkana normal (Hadi, 2003).
Komponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen yang jumlahnya lebih kecil dibanding komponen yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bekteri pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih banyak. Isolasi bakteri ini biasanya memanfaatkan komponen minyak bumi yang masih ada setelah pertumbuhan lengkap bakteri pendegradasi komponen minyak bumi yang mudah didegradasi (Hadi, 2003).
1.      Jenis Hidrokarbon yang Didegradasi Mikroba (Hadi, 2003).
a.       Hidrokarbon Alifatik
Mikroorganisme pedegradasi hidrokarbon rantai lurus dalam minyak bumi ini jumlahnya relatif kecil dibanding mikroba pendegradasi hidrokarbon aromatik. Di antaranya adalah Nocardia, Pseudomonas, Mycobacterium, khamir tertentu, dan jamur. Mikroorganisme ini menggunakan hidrokarbon tersebut untuk pertumbuhannya. Penggunaan hidrokarbon alifatik jenuh merupakan proses aerobik (menggunakan oksigen). Tanpa adanya O2, hidrokarbon ini tidak didegradasi oleh mikroba (sebagai pengecualian adalah bakteri pereduksi sulfat).
Langkah pendegradasian hidrokarbon alifatik jenuh oleh mikroorganisme meliputi oksidasi molekuler (O2) sebagai sumber reaktan dan penggabungan satu atom oksigen ke dalam hidrokarbon teroksidasi.

b.      Hidrokarbon Aromatik
Banyak senyawa ini digunakan sebagai donor elektron secara aerobik oleh mikroorganisme seperti bakteri dari genus Pseudomonas. Metabolisme senyawa ini oleh bakteri diawali dengan pembentukan Protocatechuate atau catechol atau senyawa yang secara struktur berhubungan dengan senyawa ini. Kedua senyawa ini selanjutnya didegradasi menjadi senyawa yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan piruvat. Gambar 2 menunjukkan reaksi perubahan senyawa benzena menjadi catechol. 

2.      Faktor Pembatas Biodegradasi
Kemampuan sel mikroorganisme untuk melanjutkan pertumbuhannya sampai minyak bumi didegradasi secara sempurna bergantung pada suplai oksigen yang mencukupi dan nitrogen sebagai sumber nutrien. Seorang ilmuwan bernama Dr. D. R. Boone menemukan bahwa nitrogen tetap merupakan nutrien yang paling penting untuk degradasi bahan bakar. Selain itu keaktifan mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti temperatur dan pH. Kondisi lingkungan yang tidak sesuai menyebabkan mikroba ini tidak aktif bekerja mendegradasi minyak bumi. Sebagai contoh, penambahan nutrien anorganik seperti fosfor dan nitrogen untuk area tumpahan minyak meningkatkan kecepatan bioremediasi secara signifikan.

 PUSTAKA
     Nugroho, A. 2003. Bioremidiasi Hidrokarbon Minyak Bumi. Jakarta: Bumi Aksara
     Hadi, S N. 2003. Degradasi Minyak Bumi via “Tangan” Mikroorganisme.
Diaksesdarihttp://www.chemistry.org/artikel_kimia/kimia_material/degradasi_minyak_bumi_via_tangan_mikroorganisme/.

PERMASALAHAN
 mengutip artikel diatas bahwa "Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi berdasarkan kemampuan mikroorganisme menguraikannya, yaitu komponen minyak bumi yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme dan komponen yang sulit didegradasi oleh mikroorganismeKomponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen yang jumlahnya lebih kecil dibanding komponen yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bekteri pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih banyak. "
yang ingin saya tanyakan mungkinkan kita mengubah suatu kondisi sehingga bakteri pendegradasi komponen hidrokarbon yang sulit didegradasi tidak kalah bersaing dengan bakteri pendegradasi alkana sehingga nantinya memudahkan proses pendegredasi, jika bisa, tolong anda jelaskan bagaimana caranya.? terimaksih

Kamis, 28 Maret 2013

KEASAMAN ASAM KARBOKSILAT


Asam karboksilat adalah senyawa yang mempunyai satu gugus karbonil yang berikatan dengan satu gugus hidroksil yang disebut dengan 'gugus karboksil"(karbonil+hidroksil).
Dalam asam karboksilat gugus -COOH terikat pada gugus alkil (-R) atau gugus aril (-Ar). meskipun yang mengikat gugus -COOH dapat berupa gugus alifatik atau aromatic, jenuh atau tidak jenuh, tersubstitusi atau tidak tersubstitusi sifat yang diperlihatkannoleh gugus -COOH tersebut pada dasarnya sama. 

Substituen terikat pada gugus asil sangat mempengaruhi reaktivitas senyawa karbonil. Senyawa karbonil dapat dibagi menjadi dua kelas. Kelas I senyawa karbonil adalah mereka di mana gugus asil terikat ke atom atau grup yang dapat digantikan oleh kelompok lain (mempunyai Leaving Group). Contohnya adalah asam karboksilat, asil halida, asam anhidrida, ester, dan amida. Semua senyawa ini mengandung grup (-OH, -Cl, -Br, -O(CO)R, -OR, -NH2, -NHR, atau –NR2) atau yang dapat diganti oleh nukleofil. Asil halida, asam anhidrida, ester, dan amida semua disebut turunan asam karboksilat karena mereka berbeda dari asam karboksilat hanya pada gugus menggantikan gugus OH asam karboksilat.

Keasaman asam karboksilat

Ø   Asam karboksilat terionisasi di dalam air membentuk larutan yang bersifat sedikit asam
Ø   Keasaman asam karboksilat ¹ asam-asam anorganik karena asam karboksilat terionisasi sebagian di dalam air ® asam lemah
Ø   Dibanding dengan alkohol, Ka asam karboksilat lebih besar karena asam karboksilat dapat beresonansi

PERMASALAHAN:
Di dalam artikel di atas dikatakan bahwa  Asam karboksilat terionisasi di dalam air membentuk larutan yang bersifat sedikit asam, mengapa bisa membentuk larutan yang sedikit asam, apa penyebabnya? bagaimana mekanisme reaksinya?

Senin, 18 Maret 2013

AMIDA



Dalam kimia, suatu amida biasanya adalah senyawa organik yang mengandung gugus fungsional yang terdiri dari gugus asil (RC = O) terkait dengan atom nitrogen (N). Istilah ini mengacu baik untuk kelas senyawa dan kelompok fungsional dalam suatu senyawa. Istilah ini juga merujuk amida untuk membentuk terdeprotonasi amonia (NH3) atau amina, sering direpresentasikan sebagai R2N-anion.

Amida merupakan salah satu turunan dari asam karboksilat. Turunan-turunan asam karboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda tergantung pada gugus yang melekat pada gugus karbonil. Stabilitas dan reaktifitas memiliki hubungan terbalik, yang berarti bahwa senyawa yang lebih stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya. Karena asil halida adalah kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara kimia diubah ke jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis harus mengikuti bahwa amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis molekul lain.

TITIK LELEH
Metanamida adalah cairan pada suhu kamar (titik lebur : 3°C), tetapi amida lainnya dalam padatan. Sebagai contoh bentuk kristal etanamida deliquescent berwarna dengan titik leleh 82°C. Zat deliquescent  adalah salah satu senyawa yang mengambil H2O dari atmosfer. Kristal etanamida hampir selalu tampak basah. Titik leleh amida tergolong tinggi untuk ukuran molekul karena mereka dapat membentuk ikatan hidrogen. Atom hidrogen dalam gugus NH2 cukup positif untuk membentuk ikatan hidrogen dengan pasangan elektron mandiri pada atom oksigen dari molekul lain.


Seperti yang kita lihat, ada banyak ikatan hidrogen yang dapat dibentuk. Setiap molekul memiliki dua atom hidrogen sedikit positif dan dua pasang elektron bebas pada atom oksigen.Ikatan hidrogen ini memerlukan jumlah energi yang besar untuk memutuskannya. Oleh sebab itu titik leleh dari senyawa-senyawa amida cukup tinggi

KURANGNYA SIFAT BASA PADA AMIDA
Tidak seperti senyawa-senyawa yang mengandung gugus -NH2, amida merupakan senyawa netral. Senyawa yang mengandung gugus -NH2 seperti amonia, NH3, atau amina primer seperti metilamina, CH3 NH2 adalah basa lemah. Pasangan elektron mandiri aktif pada atom nitrogen dalam amonia dapat bergabung dengan sebuah ion hidrogen (proton) dari senyawa lain, dengan kata lain ammonia bertindak sebagai basa.


KELARUTAN
Kelarutan dari amida dan ester secara kasar sebanding. Biasanya amida kurang larut dibandingkan amina dan asam karboksilat yang sebanding karena senyawa ini dapat dengan baik menyumbangkan dan menerima ikatan hidrogen

KELOMPOK AMIDA
Para Amida adalah kelompok senyawa organik yang berasal dari ammonia (NH3). Satu atau lebih dari hidrogen dari amonia digantikan dengan kelompok asam organik untuk menghasilkan amida primer, sekunder, atau tersier. Bentuk paling sederhana dari amida adalah suatu amida primer yang memiliki CONH2 (ada ikatan rangkap antara karbon dan oksigen). Sebuah amida sekunder dihasilkan ketika dua atom hidrogen diganti dan memiliki rumus umum (RCO) 2NH. Sebuah amida tersier memiliki rumus umum (RCO) 3N. Semua amida memiliki akhir-amida sebagai bagian dari nama mereka. Tidak ada perbedaan dibuat antara tiga jenis dalam penamaan mereka.
Para amida umumnya padatan kristal yang dapat larut dalam alkohol dan eter. Amida dihidrolisis untuk garam amonium dengan katalisis oleh asam atau basa. Proses ini adalah titik awal untuk pembuatan sejumlah asam organik. Reaksi dengan asam nitrat menghasilkan asam karboksilat secara langsung sebagai produk. Dehydration dari amida adalah disebabkan oleh pemanasan dengan pentoksida fosfor dan produk dari reaksi ini adalah alkil sianida. Jika bereaksi dengan larutan sodium hidroksida dan bromin, amida ditransformasikan ke dalam amina yang sesuai. Reaksi ini dikenal sebagai Hofmann degradasi, seorang kimiawan Jerman August von Hofmann (1818-1892). Cara lain untuk menghasilkan amina dari amida adalah dengan pengurangan. Ini dilakukan pada tekanan 250 atmosfer dan suhu 490°F (250°C). Reaksi reduksi ini memerlukan penggunaan oksida tembaga, oksida kromium, atau litium hidrida aluminium sebagai katalis. Halogenation dari amida bisa terjadi untuk memberikankloro yang tepat atau bromoamides.
Amida dapat dibedakan dari senyawa yang lain dengan perebusan dengan larutan sodiumhidroksida. Setelah penundaan singkat, mereka mengeluarkan amonia. Garam ammonium apabila diperlakukan dengan cara yang sama segera mengeluarkan amonia dan nitrogen sehingga menghasilkan senyawa lain yang tidak mengandung amonia.
Amida primer disusun oleh amonia atau amina bereaksi dengan asam klorida, anhidrida,atau ester. amida sekunder dan tersier yang dibuat dengan mereaksikan amida primer ataunitril dengan asam organik. amida primer lemah dasar dan dapat membentuk senyawa denganlogam seperti natrium, kalium, merkuri, dan kadmium, meskipun amida logam berat dapat meledak. Amida alkilasi digunakan dalam reaksi penggantian reagen yang melibatkan ion,karena mereka adalah pelarut yang baik untuk reaksi ini.
Amida termudah adalah methanamide, HCONH2. Ini adalah satu-satunya anggota grupyang merupakan cairan pada suhu dan tekanan standar (STP). Methanamide diproduksidengan mereaksikan karbon monoksida dan amoniak bersama di bawah tekanan. Sepertiamida lain, itu adalah pelarut yang baik untuk berbagai senyawa organik dan anorganik. Paraamida telah ditinggikan leleh dan titik didih karena adanya ikatan hidrogen.
Sebuah ikatan peptida adalah ikatan kimia yang terbentuk di antara dua molekul ketika kelompok karboksil dari satu molekul bereaksi dengan gugus amina dari molekul lain,sehingga melepaskan sebuah molekul air (H2O). Ini adalah reaksi sintesis dehidrasi (jugadikenal sebagai reaksi kondensasi), dan biasanya terjadi antara asam amino. Yang dihasilkanC (O) NH ikatan disebut ikatan peptida, dan molekul yang dihasilkan merupakan sebuah amida. Fungsional atom empat kelompok -C (= O) NH-link disebut peptida. Polipeptida danprotein adalah rantai asam amino yang disatukan dengan ikatan peptida, seperti tulangpunggung PNA
Sebuah ikatan peptida bisa dipatahkan oleh hidrolisis amida (penambahan air). Ikatan peptida protein yang ada dalam metastabil, yang berarti bahwa di hadapan air mereka akan pecah secara spontan, merilis 2-4 kkal/mol 12 dari energi bebas namun proses ini sangat lambat. dalam organisme hidup, proses ini difasilitasi oleh enzim. organisme hidup juga menggunakan enzim untuk membentuk oblogasi peptida; proses ini membutuhkan energi bebas. panjang gelombang dari absornsi untuk ikatan peptida adalah 190-230 nm


PERMASALAHAN:
Dari artikel diatas dikatakan bahwa asil halida adalah kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara kimia diubah ke jenis lain. Sedangkan amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis harus mengikuti bahwa amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis molekul lain. yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana agar kita dapat mengubah amida menjadi jenis molekul lain dengan mudah?

Senin, 11 Maret 2013

PEMBUATAN ESTER dan REAKSI-REAKSI ESTER

Ester dibuat dengan mereaksikan alkohol atau fenol dengan asam karboksilat kemudian direfluks. Fenol yaitu senyawa organik dimana gugus -OH langsung terikat pada cincin benzena. Reaksi pembuatan ester disebut esterifikasi dan reaksi yang terjadi disebut reaksi esterifikasi Fischer. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis asam mineral seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) kesetimbangan akan tercapai dalam waktu yang cepat. Pola umum dalam pembuatan ini dinyatakan dengan persamaan berikut
RCOOH + R1OH ↔ RCOOR1 + H2O
Dalam reaksi esterifikasi, ion H+ dari H2SO4 berperan dalam pembentukan ester dan juga berperan dalam reaksi sebaliknya yakni hidrolisis ester. Sesuai dengan hukum aksi massa, untuk memperoleh rendemen ester yang tinggi maka kesetimbangan harus bergeser ke arah pembentukkan ester. Untuk mencapai keadaan ini dapat ditempuh dengan cara:
a. Salah satu pereaksi digunakan secara berlebih. Biasanya alkohol dibuat berlebih karena murah dan mudah diperoleh.
b. Membuang salah satu produk dari dalam campuran reaksi
Laju reaksi esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya.
Dengan bertambahnya halangan sterik di dalam zat antara, laju pembentukkan ester akan menurun. Dengan demikian rendemen ester akan berkurang.
Esterifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah struktur molekul dari alkohol, suhu dan konsentrasi reaktan maupun katalis. Kereaktifan alkohol terhadap esterifikasi: CH3OH > alkohol primer > alkohol sekunder > alkohol tersier
Kereaktifan asam karboksilat terhadap esterifikasi : HCOOH > CH3COOH > RCH2COOH > R2CHCOOH > R3CCOOH
Selain dibuart dari asam karboksilat, ester juga dapat diperoleh dengan cara mereaksikan suatu klorida asam atau suatu anhidrida asam dengan alkohol atau fenol. Reaksi pembuatan ester dari klorida asam dan anhidrida asam mengikuti pola umum reaksi berikut.
Klorida asam
RCOCl + R1OH → RCOOR1 + HCl
RCOCl + ArOH → RCOOAr + HCl
Anhidrida asam
(RCO)2O + R1OH → RCOOR1 + RCOOH
(RCO)2O + ArOH → RCOOAr + RCOOH
REAKSI-REAKSI ESTER
a. Reaksi hidrolisis
Reaksi hidrolisis ester dalam suasana asam menghasilkan asam karboksilat dan alkohol, namun bila reaksi hidrolisis dilangsungkan dalam suasana basa diperoleh garam karboksilat dan alkohol. Hidrolisis ester dengan basa dise4but reaksi Penyabunan (Saponifikasi).
turunan asam karboksilat ester     
                             b. Reaksi dengan Amonia
Produk reaksi antara ester dengan amonia adalah suatu amida dan suatu alkohol.Contoh : reaksi antara etil asetat dengan amonia menghasilkan asetamida dan etanol.
CH3COOC2H5 + NH3 → CH3CONH2 + C2H5OH
c. Transesterifikasi
Jika suatu ester direaksikan dengan suatu alkohol maka akan diperoleh ester baru dan alkohol baru. Reaksi ini disebut reaksi transesterifikasi yang dapat berlangsung dalam suasana asam dan basa mengikuti pola umum berikut ini.
RCOOR1 + R”OH ↔ RCOOR” + R1OH
Reaksi diatas disebut transesterifikasi karena terjadi pertukaran antara gugus alkil dalam –OR1 pada ester dengan gugus alkil dalam ikatan R”O.
Contoh reaksi antara suatu trigliserida dengan metanol.
turunan asam karboksilat ester 2   
                                  d. Reaksi dengan pereaksi Grignard
Reaksi antara suatu ester dengan pereaksi Grignard merupakan cara istimewa dalam pembuatan alkohol tersier. Pola umum dari reaksi ini adalah sebagai berikut.
turunan asam karboksilat ester 3                                           Bila keton yang diperoleh di atas direaksikan lebih lanjut dengan R’’MgX maka pada akhirnya diperoleh suatu alkohol terseir menurut persamaan reaksi berikut ini.
turunan asam karboksilat ester 4                                                 
Ester tidak bereaksi dengan ion halida atau dengan ion karboksilat sebab nukleofil ini merupakan basa lebih lemah daripada gugus pergi ester. Suatu ester bereaksi dengan air membentuk suatu asam karboksilat dan alkohol. Ini merupakan suatu contoh reaksi hidrolisis – suatu reaksi dengan air yang mengubah satu senyawa menjadi dua senyawa.


        Suatu ester bereaksi dengan alkohol membentuk ester baru dan alkohol baru. Ini merupakan contoh reaksi alkoholisis. Reaksi alkoholisis tertentu ini disebut juga reaksi transesterifikasi sebab satu ester dirubah menjadi ester lain.
                        

                                                   Hidrolisis dan alkoholisis dari suatu ester merupakan reaksi sangat lambat sebab air dan alkohol merupakan nukleofil lemah dan ester memiliki gugus pergi yang sangat basa. Hidrolisis dan alkoholisis ester dapat dikatalisis dengan asam. Kecepatan hidrolisis dapat ditingkatkan dengan ion hidroksida dan kecepatan alkoholisis dapat ditingkatkan dengan basa konjugasi (RO¯) dari alkohol reaktan.
Ester juga bereaksi dengan amina membentuk amida. Reaksi dengan amina mengubah satu senyawa menjadi dua senyawa yang disebut aminolisis. Sebagai catatan bahwa aminolisis dari ester membutuhkan hanya satu ekuivalen amina, tidak seperti aminolisis dari suatu asil halida atau asam anhidrida, yang membutuhkan dua ekuivalen. ekuivalen. 
                                                                  Reaksi dari ester dengan amina tidak selambat reaksi dari ester dengan air dan alcohol, sebab amina merupakan nukleofil yang lebih baik. Ini merupakan keuntungan sebab kecepatan reaksi dari reaksi ester dengan amina tidak ditingkatkan  dengan asam atau HO¯ atau RO¯.

sumber:http://wanibesak.wordpress.com/2012/01/22/turunan-asam-karboksilat-ester/       http://moko31.files.wordpress.com/2010/11/sna-fix.docx

PERMASALAHAN:
11.    Dalam artikel di atas dikatakan bahwa reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis asam mineral seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) kesetimbangan akan tercapai dalam waktu yang cepat.seperti yang kita ketahui katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat reaksi, mengapa ketika digunakan katalis asam mineral reaksi bisa berjalan sangat cepat, bagaimana reaksi yang terjadi? dan bagaimana jika kita menggunakan katalis selain asam misalnya basa, apakah akan cepat juga?
22.     Ester juga bereaksi dengan amina membentuk amida. Reaksi dengan amina mengubah satu senyawa menjadi dua senyawa yang disebut aminolisis, bagaimana reaksi ini bisa terjadi? dan mengapa aminolisis dari ester  hanya membutuhkan satu ekuivalen amina, tidak seperti aminolisis dari suatu asil halida atau asam anhidrida, yang membutuhkan dua ekuivalen??.